Siapa yang tidak mengenal Hariyanto Arbi? Mantan pebulutangkis tunggal putra yang punya segudang prestasi dengan julukan Smash 100 Watt ini merupakan salah satu legenda hidup bulutangkis Indonesia yang hingga kini masih aktif.
Ditemui di acara peluncuran Gerakan Angkat Raketmu di Cilandak Townsquare, Jakarta Selatan, Sabtu (1/11), Hari, panggilan akrab juara All England 1993 dan 1994, serta Juara Dunia 1995 ini, berbagi cerita soal asal muasal dirinya mendapat julukan Smash 100 Watt.
Diceritakan Hari, kala itu dirinya tengah bertanding di turnamen Malaysia Terbuka dan akan berhadapan dengan Rashid Sidek, salah satu pemain andalan Malaysia yang terkenal dengan julukan Jago Kandang alias tak terkalahkan di negerinya sendiri.
“Sebelum bertanding di final, saya makan pagi bersama rekan saya, Ardy B Wiranata dan membahas pertemuan saya dengan Rashid. Ardy yang dikalahkan Rashid di semifinal, kemudian menantang, apakah saya bisa mengalahkan Rashid yang terkenal jago kandangl,” kata Hari, seperti dikutip dari situs Badmintonindonesia.org.
“Lalu saya jawab, lihat saja nanti. Saya akan kalahkan dia dengan Smash 100 Watt,” tambah Hari.
Diakui Hari, ia juga tak tahu mengapa kata-kata itu secara spontan terucap dari mulutnya. Padahal ia sebelumnya tak pernah tahu apa itu smash 100 watt. Namun siapa sangka percakapan Hari dan Ardy didengar oleh salah satu wartawan Indonesia yang kala itu tengah meliput di Malaysia Terbuka.
Keesokan harinya, Hari ternyata sukses mengalahkan Rashid di kandangnya. Sontak muncul pemberitaan kemenangan Hari si Smash 100 Watt dalam media di Indonesia. Sejak saat inilah Hari dijuluki Smash 100 Watt.
“Saya tidak menyangka juga akhirnya bisa mengalahkan Rashid di kandangnya sendiri. Langsung saja saya bilang sama Ardy kalau kemenangan saya itu karena Smash 100 Watt, kalau dia kalah mungkin karena smash-nya waktu itu cuma 5 watt, ha ha ha,” canda Hari.
Dikatakan Hari, banyak orang kemudian memberi julukan dirinya sebagai pemain dengan Smash 100 Watt karena smash memang menjadi salah satu senjata andalan di lapangan. Hari juga bercerita bahwa di London, Inggris, ia sempat dijuluki Jumping Jack karena seringnya ia berloncat-loncat di lapangan.
Hari berharap banyak pemain-pemain muda yang mengikuti jejak sukses pemain Indonesia sebelumnya. Di era Hari, tunggal putra Indonesia memang sempat berjaya di antaranya Alan Budikusuma, Joko Supriyanto, Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, dan sebagainya.
Lalu menurut Hari, siapa pemain muda yang bisa mengikuti jejaknya sebagai pemain dengan smash 100 watt?
“Saya kira Jonatan (Christie) ya, dilihat dari postur tubuh dan smashnya yang kencang. Tapi semua ini kembali lagi ke Jonatan nya, tergantung bagaimana dia mengembangkan potensi yang dia punya,” tambah Hari.
“Pokoknya yang paling penting harus disiplin, jangan mau kalah. Kalah dan menang itu biasa, kekalahan adalah proses menjadi juara. Yang penting semangat terus untuk maju,” ujarnya. (*)