Foo Kok Keong International Cup VI/2017: Musica Flypower Raih Pentatrick

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan para legenda bulutangkis Indonesia. Untuk kali kelima secara beruntun, para bekas pemain nasional yang tergabung dalam tim Musica Flypower sukses menjuarai kejuaraan bulutangkis beregu bertajuk Foo Kok Keong International Cup VI/2017 di Singapura, 7-9 Juli.

Dalam laga final yang berlangsung di Singapore Swimming Club, Tanjong Rhu Road, Singapura, Minggu, 9 9, wakil skuad Merah-Putih ini sukses mengalahkan Thailand dengan skor 3-0. Dengan keberhasilan ini, tim Musica Flypower pun mencatatkan rekor lima kali juara secara berturut-turut alias pentatrick.

Tim Musica Flypower tampil dalam kejuaraan yang dihelat untuk keenam kalinya itu mengandalkan sejumlah mantan pemain nasional. Nama-nama seperti, Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Simbarsono Sutanto, Bobby Ertanto, Rudy Heryanto Saputra, Bambang Supriyanto, Tri Kusharjanto, Tri Cahyo, Meiliana Jauhari, Vita Marissa, Hadi Saputra, hingga Fran Kurniawan tampil solid.

“Kita bersyukur tim Musica Flypower bisa kembali menjadi juara. Hasil ini tentu membanggakan karena para pemain veteran ini telah ikut mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional,” tutur manajer tim, Effendy Widjaja atau yang akrab dipanggil dengan Koh Aven ini.

Kejuaraan ini berformat beregu campuran dengan mempertandingkan lima partai. Yaitu partai ganda putra total umur 90 tahun, ganda campuran perpaduan antara pemain putri di atas 30 tahun dan pemain putra di atas 45 tahun, ganda putra bebas minimal 30 tahun, ganda putra total 110 tahun, dan ganda putra total 100 tahun.

Sebanyak 240 pemain veteran tampil meramaikan kejuaraan. Selain Musica Flypower, Indonesia juga menyertakan tim Wanteg. Sementara, Malaysia malah menyertakan empat tim, Singapura (3), India (2), serta Thailand, Hong Kong, Australia, Myanmar, dan Bangladesh masing-masing satu tim.

Perjalanan tim Musica Flypower diajang ini memang sangat mengensankan. Di penyisihan grup, mereka melumat Hong Kong, Bangladesh, dan Malaysia, masing-masing dengan skor 5-0. Di babak perempatfinal, gantian Singapura dijegal dengan skor 3-0. Selanjutnya di semifinal, meskipun tim Musica Flypower sempat kehilangan satu partai, akhirnya lolos ke final setelah menang 3-1.

Di final, Musica Flypower siap ditantang Thailand. Tim Negeri Gajah Putih yang diperkuat Boonsak Ponsana, Sakrapee Thongsari, dan Wattana Ampansuwan ini sebelumnya sukses membuat kejutan dengan menjungkalkan favorit juara, Malaysia yang dibela Foo Kok Keong, Razif Sidek, Yap Kim Hock, Ong Ewe Hock, hingga Kuan Beng Hong ini dengan skor 3-2.

“Thailand memang tidak bisa dipandang remeh. Mereka sempat ketinggalan 0-2, namun akhirnya bisa membalikkan keadaan dan lolos ke final setelah menang 3-2 atas Malaysia,” tutur Hariyanto Arbi, salah satu pemain.

Karena itu, di laga pamungkas, Koh Aven sudah mewanti-wanti para pemain tim Musica Flypower jangan sampai lengah.  “Para pemain harus waspada. Jangan sampai kita kecolongan,” pesan Koh Aven.

Hasilnya, di partai pembuka, Hariyanto Arbi/Tri Kusharjanto yang tampil di kelompok ganda putra total umur 90 tahun berhasil menyumbangkan angka. Berikutnya di kategori ganda campuran perpaduan antara pemain putri di atas 30 tahun dan pemain putra di atas 45 tahun, Bambang Supriyanto/Vita Marissa juga menang. Di partai ketiga, Fran Kurniawan/Hadi Saputra yang tampil di kelompok ganda putra bebas minimal 30 tahun, juga tidak tertahan dan sekaligus memastikan kemenangan Musica Flypower menjadi juara.

“Untung Fran/Hadi bisa memastikan kemenangan. Padahal lawan yang dihadapi juga tidak mudah karena Thailand mengandalkan Boonsak Ponsana,” ujar Hariyanto Arbi.

Setelah menjadi juara untuk kelima kalinya, bukan berarti tim Musica Flypower merasa puas. Tim yang diisi para legenda bulutangkis Indonesia ini bahkan sudah memasang target berikutnya.

“Tahun depan kejuaraan ini akan digelar di Hong Kong. Tim Musica Flypower, tentu ingin terus menjadi juara,” tambah Hari, yang ketika aktif dulu sukses menjadi juara All England 1993, 1994 , dan Juara Dunia 1995 di Lausanne itu. (*)

Menu