Para Legenda PB Djarum turun gunung untuk mentransfer ilmu dan pengalaman. Dalam ajang bertajuk Djarum Coaching Clinic 2016 itu berlangsung di Hanggar Skadron Udara 6, Lanud, Atang Sandjaja, Bogor, pada Jumat-Sabtu, 19-20 Februari 2016.
Para bintang bulutangkis di eranya masing-masing itu dengan tekun dan sabar langsung memberikan klinik kepelatihan kepada 70 pelatih, dan masing-masing sebanyak 100 pemain cilik kelompok U-12 dan U-15 se Bogor dan sekitarnya.
Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin Yulianti menjadi salah satu mentor klinik kepelatihan ini. Mantan pemain yang kini menjadi pelatih di PB Djarum ini tidak sendirian. Hadir pula Christian Hadinata, Liem Swie King, Hastomo Arbi, Sigit Budiarto, Rendra Wijaya, Hadi Saputro, Engga Setiawan, Puri, Nurberta Kwanrico, dan Deariska Putri Medita.
Selama dua hari, Maria yang dikontrak perusahaan aparel Flypower ini begitu antusias membagikan ilmu dan pengalaman kepada pelatih dan pebulutangkis cilik se Bogor dan sekitarnya. Dia mengajarkan cara-cara bagaimana memukul dan melangkah yang benar.
“Selama coaching clinic, saya lebih banyak mengajarkan bagaimana teknik-teknik dasar kepada para pemain cilik ini. Saya mempraktekan cara-cara memukul seperti neting, dropshot, lob, maupun smes kepada mereka,” ujar Maria.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen Bakti Olahraga Djarum Foundation dalam menjaga supremasi bulutangkis Indonesia. Upaya ini terus dilakukan agar sumber bibit pemain potensial terus mengalir dan api semangat pembinaan bulutangkis tetap menyala di berbagai pelosok Tanah Air.
Menurut Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, pihaknya dari dulu kerap menerima permintaan dari masyarakat Bogor dan sekitarnya agar Djarum Foundation bisa hadir dan melakukan klinik kepelatihan. Hal itu didasari banyaknya anak-anak muda di Kota Hujan yang serius berlatih bulutangkis dan ikut berkompetisi. Selain itu, klub-klub bulutangkis juga bertebaran di kawasan kota ini.
“Djarum Coaching Clinic 2016 ini dimaksudkan agar terjadi transfer pengetahuan dan ketrampilan bermain bulutangkis antara atlet, pelatih, dan Legenda PB Djarum dengan para pelatih klub dan atlet muda bulutangkis yang ada di wilayah Bogor dan sekitarnya,” tutur Yoppy Rosimin.
Selain itu, menurut Yoppy, Djarum Coaching Clinic ini juga sekaligus sebagai ajang sosialisasi Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 yang seperti tahun lalu juga akan berlangsung di sembilan kota. Yaitu di Palembang, Balikpapan, Makassar, Bandung, Cirebon, Solo, Purwokerto, Surabaya, dan Kudus.
Kegiatan kepelatihan ini terbagi dalam tiga sesi. Yaitu khusus pelatih, pemain usia 10-12 tahun, dan pemain usia 13-15 tahun. Sebelumnya, klinik kepelatihan ini pernah berlangsung di Tasikmalaya, Purwokerto, dan Malang.
Setelah di Bogor, klinik kepelatihan berikutnya akan berlangsung di Banyuwangi, April. Langkah ini memang untuk menyebarkan virus dan api semangat kepada masyarakat untuk terus menekuni bulutangkis.
“Dengan adanya Djarum Coaching Clinic ini diharapkan dapat memotivasi para pebulutangkis muda di wilayah Bogor untuk terus menekuni karier dan mengukir prestasi di cabang olahraga tepok bulu. Apalagi, dalam sejarahnya dari dulu hingga kini banyak pemain nasional berasal dari Bogor dan sekitarnya,” tambah Yoppy.
Seperti kota lain, Bogor juga terkenal dan menjadi sumber lahirnya pemain-pemain bulutangkis nasional. Nama-nama pebulutangkis yang muncul dari Kota Hujan, di antaranya bisa disebut Sigit Pamungkas, Yanti Kusmiyati, Tieke Budiarti, Elyza Nathanael, Aman Santoso, Lingga Lie, hingga Agripinna Prima Rahmanto Putra. (*)